Tuesday, September 7, 2010

Dia dan Sahabat

Hati : sebenarnya apa maumu?

Aku : hmm.. Entahlah!

Hati : bagaimana bisa kau tak tau? Manusia aneh!

Aku : hey.. Knp kau bicara seperti itu? Memang siapa kau?

Hati : aku? Kau tak mengenaliku? Aku itu kau. Aku bagian terpenting darimu.

Aku : hmm.. Benarkah itu? Tapi aku tak ingin berbicara denganmu? Kau terlalu blak blakan. Aku tak suka!

Hati : ah, kau hanya takut menghadapi ku! Tapi aku bingung, sebenarnya apa yg ingin kau lakukan?

Aku : mungkin, mungkin aku takut menghadapimu. Terus mengapa kau tanyakan padaku pertanyaan itu? Bukankah kau paling mengerti?

Hati : mungkin..

Aku : ah sudahlah! Aku lelah!

Hati : ya! Aku tau!

Aku : aku ingin menyudahi ini semua!

Hati : aku mengerti!

Aku : ya..ya..ya.. Kau tau dan kau mengerti! Diam sajalah kau! Kau hanya membuatku pusing!

Hati : oh ya! Maaf!

Aku : hmm..

Hati : hanya saja.. Bolehkah aku mengatakan sesuatu?

Aku : apa itu?

Hati : lakukan apa yg paling kau anggap baik. Teruslah berdoa dan berusaha. Kau tak pernah sendiri. Aku disini, selalu mengikuti dan menemanimu. Aku kan ingatkan kau jika kau mulai gamang. Aku mengerti rasanya! Kau tau? Aku kan menangis jika kau menangis. Aku turut bahagia jika kau bahagia. Tidak ada yg perlu kau lupakan, hanya saja itu perlu kau perbaiki. Seperti kutipan dari sebuah buku yg pernah kau baca. Tidakkah kau ingat?

Aku : aku ingat! Hidup itu seperti melukis dengan cat minyak. Jika kau salah dlm melukis, lukisan itu menjadi cacat. Tapi ada satu hal yg bisa dilakukan yaitu segera perbaiki yg salah itu. Timpa ia dgn cat minyak yg lain. Tapi utk itu, kau harus punya keahlian khusus dan keberanian. Ah ya..! Keberanian!

Hati : ya! Keberanian utk menerima apa adanya, keberanian utk memaafkan dan yg terpenting adalah keberanian utk memperbaiki. Aku yakin kau bisa.

Aku : semoga! Terima kasih. Kau yg paling mengerti aku.

Hati : bukankah itu gunanya seorang sahabat..

No comments:

Post a Comment