Ini bukan tentang mereka. Ini bukan tentang kalian. Ini tentang aku. Biarkan kali ini aku bercerita karena ini kisahku. Salah satu frame yang pernah aku lalui. Butuh waktu yang panjang untuk dapat berdiri disini. Entah sudah berapa malam terlewat sehingga dapat menegakkan punggung. Entah berapa hari yang terlewat untuk mengatasi sakit yang mendera, tangan yang bergetar dan kesemutan, perih hingga kedalam tulang, seluruh tubuh bergetar. Tapi itu masa lalu dari proses hidupku berdamai dengan masa lalu.
Aku memaafkan, berusaha merelakan. Itu merupakan cara pandangku dulu untuk mengatasi masa lalu. Setelah bertahun-tahun berlalu dengan segala upayaku, akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa aku belum bisa berdamai dengan masa laluku. Bukan, ini bukan tentang masa laluku tapi tentang diriku. Aku telah memaafkan tapi aku belum bisa melepaskan. Aku masih berada dalam kungkungan itu. Aku belum bisa mengikhlaskannya, tidak membiarkan masa lalu itu berlalu. Aku berusaha masuk kembali kedalam hidupnya. Padahal, satu hal yang pasti, aku sedang menyiksa diriku.
Aku membenci masa laluku, dulu. Aku menghindari segala hal yang bersinggungan dengan masa lalu. Sampai suatu hari, disaat aku menyadari bahwa tindakan ini akan aku sesali, sekarang. Aku menyesal telah mengenyahkan masa laluku, karena tidak semua hal yang terjadi itu buruk. Ada hal indah disana, sebuah persahabatan. Persahabatan yang mungkin tidak dapat ku jumpai lagi pada frame-frame lain dari kehidupanku.
Saat ini, saat aku telah berdamai dengannya, aku tersenyum menyapa, aku ceria tertawa, tanpa ada rasa sakit, tanpa ada dendam. Kadang, aku menunggu datangnya rasa pedih itu. Menunggu kapan tubuhku kembali mengigil. Tapi tidak, tidak lagi karena ku telah berdamai dengan diriku.
Bukan waktu yang singkat ku habiskan untuk mendamaikanku dengan diriku sendiri. Juga bukan hal yang mudah untuk berdamai dengan masa laluku. Waktu mengubahku, pengalaman mengasahku untuk bisa berdiri disini, mengulang kembali masa lalu, mengenang lagi hal yang lalu. Ini bukan perkara baru. Detik ini, semua semudah helaan nafas.
No comments:
Post a Comment