Reply
1997. Tentu udah pada tau dong yaa dengan drama yang satu ini. Ya, drama yang
menceritakan kisah anak-anak SMA di Busan pada tahun 1997. Disamping kisah
sahabat dan cinta pertama, drama ini juga menyajikan apa saja yang popular pada
saat itu, grup idola kebanggaan mereka sehingga mereka yang juga mengalami
masa2 SMA di tahun 1997 dapat mengulang lagi kenangan manis itu.
Nah,
aku bertanya dimana aku berada di tahun 1997. Kalau mereka telah duduk di
bangku SMA, aku masih duduk di bangku SD. Masih kecil dan lagi imut2nya. Ha ha
ha.
Note: Kisah ini sudah dimodifikasi disana
sini!!
Episode
2
1996
Setelah kenaikan kelas, aku bertekat
jangan sampai satu bangku lagi dengan “the devil”. Saat itu aku memutuskan
bahwa aku akan duduk di bangku paling belakang. Pia bukan orang yang suka duduk
dibelakang karena dia itu pendek. Aku berpikir, akhirnya!! Tapi, jreeeeng
jreeengg, aku dipertemukan dengan si “arrogant”. Sebuatlah namanya itu Ika. Si
Ika ini senang bersaing, pamer, dan merasa selalu benar. Aku ingat saat itu
pelajaran Bahasa Indonesia, bu guru membagikan potongan huruf2 untuk dituliskan
kata. Aku yang emang dasarnya masih “blo.on” gak ngerti bu guru suruhnya apaan.
Ika malas banget ngulang saat aku bertanya, dia merasa aku bias jadi
saingannya. Jadi disitulah aku, duduk tidak mengerjakan latihan. Kalau aku
ingat2 sekarang yaaa.. buat apa coba dia merasa terancam denganku. Aneh. Cuma
ngulang perintah dari guru aja repottttt.
Disamping segala kemalangan yang
menimpaku, aku sudah mengenal satu orang yang bisa disebut sahabat. Namanya Arkan.
Dia adalah tetanggaku. Kami sudah mengenal lama, sejak TK. Awal mulanya, ortu
kami ini sahabatan, kalau para ortu ngumpul, kami, anak2nya, pasti dibawa. Jadi
dari sebelum TK bahkan, kami udah kenal dan sering bermain bersama. Tapi dia
menjadi tetanggaku sejak kami masuk SD.
Arkan ituuuu….
Baik.
Ramah.
Mudah bergaul.
Matanya cipit.
Dan dia sahabatku.
Ah iya, dia itu kalau diantar kesekolah
naik Vespa. Tau dong yaaa… jaman dulu itukan masih beken. (Walau sekarang uda
kembali beken). Kalau kami pergi atau pulang sekolah bareng, dia berdiri
didepan, aku duduk dibelakang. Ahh kenangan manis.
Back
to….. 1993
Mamaku :
nak, ini Arkan. Berteman ya. Nah, Arkan, ini Una. Main sama-sama ya.
Mamanya :
Una, kok diam aja? Main aja di dalam.
Aku :
yok Kan! Kita main.
Itulah hari dimana aku mengenal Arkan.
Diperkenalkan tepatnya. Saat itu ortuku berkunjung kerumahnya (Usut punya usut
ternyata ortuku mengajak ortunya Arkan untuk tinggal berdekatan) Arkan orang
yang tidak begitu banyak bicara apalagi sama orang baru. Awalnya emang susah
berteman dengannya. Terlalu pendiam, dan aku juga bukan orang yang terlalu
senang ngobrol. Arkan ini punya adik, namanya Fadil. Dia lima tahun lebih muda,
jadi saat hari itu dia masih bayi.
Di tahun 1996 itu, tanpa sadar Arkan juga
berteman dengan orang lain. Jadinya, aku hanya bermain dengannya di rumah. Dan aku
masih belum punya teman di sekolah. Tiap bel istirahat berdering, aku pergi jajan
sendiri. Dulu masih ada tu kripkrip,
semacam snack mie dan berukuran kecil, warna merah bungkusnya, atau kacang
warna warni, lupa namanya. Ngomong-ngomong kacang itu bukan kacang beneran. Tepung
yang dibentuk bulat-bulat kecil. Terus ada juga anak mas.
Aah memori……………………………
Ingin ihat lebih banyak jajanan dulu? Silahkan klik DISINI
Ingin ihat lebih banyak jajanan dulu? Silahkan klik DISINI
No comments:
Post a Comment